Investasi Migas RI Diramal Bisa Tembus Rp 286 Triliun di 2024
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) optimistis target investasi hulu migas tahun ini sebesar US$ 17,7 miliar atau sekitar Rp 286,7 triliun (asumsi kurs Rp 16.200 per US$) akan tercapai, di tengah eskalasi konflik di Timur Tengah antara Iran dan Israel yang mendorong lonjakan harga komoditas, termasuk minyak.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D. Suryodipuro menyampaikan, target investasi hulu migas di Tanah Air diyakini akan tercapai menyusul dengan semakin meningkatnya aktivitas di sektor hulu migas RI. Mulai dari kegiatan pengeboran sumur eksplorasi dan pengembangan, sumur workover (kerja ulang) dan well services (perawatan sumur).
“Insya Allah (tercapai), kita ada kenaikan di kegiatan pengeboran sumur, workover, well services. Investasi kan besar di situ,” kata Hudi saat ditemui di Jakarta, Selasa (23/4/2024).
Menurut Hudi, SKK Migas sendiri menargetkan investasi eksplorasi sebesar US$ 1,8 miliar pada 2024. Angka tersebut mengalami peningkatan dibandingkan realisasi investasi eksplorasi di 2023 yang hanya US$ 0,9 miliar.
“Kalau terkait dengan kegiatan eksploitasi sendiri dari pengeboran itu kita naik 932 sumur, workover di 905 sumur, well service 3.500 kegiatan. Dari itu sendiri sudah lumayan besar dari sisi investasi yang dicapai. Jadi kami optimis kalau dari sisi kegiatan ini dengan catatan jangan sampai terjadi delay lagi,” ujarnya.
Melansir data Refinitiv, pada Selasa (23/4/2024) pukul 09.47 WIB harga minyak mentah acuan Brent naik 0,3% menjadi US$ 87,26 per barel. Sementara minyak West Texas Intermediate (WTI) merosot 0,77% ke US$87,26 per barel.
Sebelumnya, SKK Migas mencatat penerimaan negara dari sektor hulu migas sepanjang 2023 telah mencapai US$ 14,59 miliar atau sekitar Rp 227 triliun (kurs Rp 15.558/US$).
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto memaparkan realisasi tersebut telah mencapai 92% dari target yang telah ditetapkan pada 2023 sebesar US$ 15,88 miliar. Adapun capaian penerimaan negara pada tahun 2022 tercatat mencapai US$ 17,4 miliar.
“Penerimaan negara bisa dijelaskan lebih lanjut, kita mencapai US$ 14,59 miliar, masalah harga jual,” kata Dwi dalam Konferensi Pers, Jumat (12/1/2024).
Sementara, untuk realisasi investasi hulu migas hingga Desember 2023 tercatat hanya mencapai US$ 13,7 miliar. Capaian tersebut masih di bawah target investasi yang ditetapkan pada tahun 2023 sebesar US$ 15,56 miliar.
Selain itu, SKK Migas juga mencatat realisasi produksi minyak dan gas bumi siap jual atau lifting sepanjang 2023 ini tak mencapai target.
Lifting untuk minyak misalnya baru mencapai 605,5 ribu barel per hari (bph) atau baru mencapai 92% dari target 660 ribu bph. Sementara, untuk gas mencapai 5.378 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) atau 87% dari target 6.160 MMSCFD.
Komentar
Posting Komentar