RI Bakal Punya Pabrik Tembaga Terbesar di Dunia, Ini Pemiliknya
Jakarta, Seputar dunia - Indonesia sebentar lagi akan memiliki pabrik atau fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) tembaga terbesar di dunia. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan pabrik atau fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) konsentrat tembaga milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kawasan JIIPE, Gresik, Jawa Timur bisa beroperasi pada Juni 2024 ini.
Menteri ESDM, Arifin Tasrif menegaskan bahwa progres pembangunan smelter tembaga dan emas ini masih sesuai dengan rencana. "Saya apresiasi kesungguhan Freeport dalam mendukung kebijakan hilirisasi tambang. Saya optimistis Smelter PTFI dapat beroperasi pada Juni 2024," kata Arifin, dikutip Selasa (5/3/2024).
Arifin mengatakan pembangunan pabrik pemurnian tembaga PTFI ini merupakan bagian dari program percepatan hilirisasi tambang yang dicanangkan pemerintah. Sebagai langkah penting untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maju.
Sementara, Wakil Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Jenpino Ngabdi dalam kesempatan yang sama mengatakan pembangunan smelter berjalan lancar dan sesuai target.
"Progres pembangunan smelter saat ini sesuai dengan rencana dan siap beroperasi di bulan Juni 2024. Smelter PTFI akan mulai berproduksi di Agustus 2024 dan selanjutnya ramp up mencapai kapasitas penuh pada akhir Desember 2024," kata Jenpino.
Untuk diketahui, pembangunan Smelter ini merupakan mandat Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) PTFI. Smelter berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik.
PTFI telah menanamkan investasi hingga US$ 3,1 miliar atau setara Rp48 triliun per akhir Desember 2023. Ini merupakan smelter kedua PTFI. Smelter pertama dibangun pada 1996 dan dikelola oleh PT Smelting.
Smelter tembaga dengan Design Single Line terbesar di dunia ini nantinya mampu memurnikan konsentrat tembaga dengan kapasitas produksi 1,7 juta ton dan menghasilkan katoda tembaga hingga 600.000 ton per tahun.
Produk utama smelter adalah katoda tembaga, emas dan perak murni batangan, serta PGM (Platinum Group Metal). Produk samping antara lain asam sulfat, gipsum, dan timbal.
VP Corporate Communication, Katri Krisnati menambahkan, tahap produksi pertama smelter PTFI di Agustus 2024 akan dimulai dengan tingkat 50% (dengan sejumlah 32 ribu wmt dapat dimurnikan pada bulan Agustus 2024) dan selanjutnya akan ramp up mencapai 100% pada Desember 2024.
"Diharapkan dalam periode Agustus sampai dengan Desember 2024 tersebut total sekitar 480 ribu wmt konsentrat dimurnikan di smelter baru PTFI," jelas Katri.
Komentar
Posting Komentar