143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota Penuh PBB, Termasuk Sekutu AS dan Israel
NEW YORK, Seputar dunia - Sebanyak 143 negara mendukung Palestina menjadi anggota penuh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Dari 143 negara itu, terdapat sekutu-sekutu Amerika Serikat (AS) dan Israel, seperti Australia dan Singapura.
Majelis Umum PPP menggelar pemungutan suara terkait usulan menjadikan Palestina sebagai anggota penuh PBB di New York, Jumat (10/5/2024) waktu setempat.
Sembilan negara menolak Palestina menjadi anggota penuh PBB, termasuk AS dan Israel. Sedangkan 25 negara anggota lainnya memutuskan abstain.
Pemungutan suara itu dilakukan tujuh bulan setelah serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 yang menurut Israel menewaskan 1.200 orang.
Hamas juga dilaporkan membawa sekitar 200 tawanan ke Gaza, wilayah Palestina yang diduduki Israel sejak 1967 dan diblokade sejak 2007.
Israel kemudian melancarkan serangan ke Gaza dengan dalih ingin membebaskan para tawanan dan menghancurkan Hamas. Namun, serangan Israel menewaskan banyak warga sipil termasuk anak-anak.
Menurut Al Jazeera, per 10 Mei 2024 pukul 20.45 WIB, serangan Israel telah menewaskan sedikitnya 34.904 orang termasuk 14.500 lebih anak-anak. Sedangkan lebih dari 8.000 orang dinyatakan hilang.
Singapura yang merupakan sekutu Israel di Asia Tenggara secara mengejutkan mendukung Palestina untuk menjadi anggota tetap PBB.
“Sebagai teman baik dengan Israel dan Palestina, kami di Singapura sangat berduka atas keadaan ini,” tutur Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan, dikutip dari The Straits Times.
“Suara Singapura mencerminkan keinginan tulus kami untuk melihat kedua belah pihak melanjutkan negosiasi tatap muka langsung dengan itikad baik,” tambahnya.
Australia yang dikenal sebagai sekutu dekat Israel, secara mengejutkan juga mendukung Palestina menjadi anggota tetap PBB.
Namun, dukungan tersebut dengan beberapa peringatan, seperti yang diungkapkan oleh Duta Besar Australia untuk PBB James Larsen.
Larsen menggambarkan perluasan hak-hak Palestina sebagai tindakan yang sederhana, dan menggambarkan upaya untuk menyatakan aspirasi untuk negara Palestina seutuhnya bukanlah yang mereka usulkan.
“Suara mendukung adalah dukungan yang teguh terhadap solusi dua neghara, sebuah penolakan yang jelas atas metode dan tujuan Hamas,” kata Larsen, seperti dilansir 9News.
“Seperti banyak negara lainnya, suara kami untuk resolusi ini bukan pengakuan bilateral untuk negara Palestina. Meski demikian, Australia tak lagi menerima bahwa pengakuan hanya dapat diperoleh pada akhir proses perdamaian,” tambahnya.
Majelis Umum PBB pada Jumat mengadopsi resolusi yang tidak memberikan Palestina keanggotaan PBB penuh, tetapi hanya mengakui bahwa mereka memenuhi syarat untuk menjadi anggota penuh.
Pada bulan lalu, Amerika Serikat memveto upaya Palestina menjadi anggota penuh PBB di Dewan Keamanan PBB.
"Memberi suara 'Ya' adalah hal yang benar untuk dilakukan dan saya dapat meyakinkan Anda, Anda dan negara Anda dalam tahun-tahun mendatang akan bangga karena sudah mendukung kebebasan, keadilan, dan perdamaian di masa-masa tergelap ini," ujar Duta Besar Palestina untuk PBB Riyad Mansour di depan Majelis Umum menjelang pemungutan suara digelar.
Komentar
Posting Komentar