Brutal! PM Slovakia Ditembak Usai Rapat Kabinet, Kondisi Kritis


Jakarta, Seputar dunia - Perdana Menteri (PM) Slovakia Robert Fico ditembak seseorang tak dikenal, Rabu (15/4/2025) waktu setempat. Ini terjadi persis setelah rapat kabinet di di pusat kota Handlova.

Mengutip AFP, media lokal harian Dennik N, mengatakan sang PM diangkat ke dalam mobil oleh para penjaga keamanan setelah tembakan beberapa kali terdengar. Tersangka dilaporkan seorang pria bersenjata dan telah ditahan oleh polisi.

Di laman Reuters yang mengutip postingan Facebook resmi Fico, dikatakan juga bahwa ia ditembak beberapa kali. Dirinya berada dalam kondisi yang mengancam nyawa.

"Saat ini dia sedang diangkut dengan helikopter ke Banska Bystrica, karena ke Bratislava akan memakan waktu terlalu lama mengingat urgensinya," tulis akun itu.

Menurut laman Slovakia, TASR, Fico ditembak dan menderita luka di perut. Presiden Slovakia Zuzana Čaputová mengutuk serangan itu, menyebutnya "brutal dan kejam".

Sementara itu, para pemimpin Eropa bereaksi kaget terhadap berita tersebut. Mereka mendoakan yang terbaik untuk Fico.

"Saya mengutuk keras serangan keji terhadap Perdana Menteri Robert Fico," kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen melalui platform media sosial X.

"Tindakan kekerasan seperti itu tidak mempunyai tempat dalam masyarakat kita dan merusak demokrasi, kebaikan bersama kita yang paling berharga," tambahnya.

Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban juga keterkejutannya. Ia mengatakan serangan terhadap Fico sangat keji.

"Kami berdoa untuk kesehatannya dan kesembuhan yang cepat! Tuhan memberkati dia dan negaranya!" Orban berkata melalui X.

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan upaya pembunuhan ini sebagai hal "pengecut". Kekerasan, tegasnya, tidak boleh mendapat tempat dalam politik Eropa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagaimana militer AS berencana membangun dermaga dan mengirimkan makanan ke Gaza

12 Senator AS Ancam Mahkamah Pidana Internasional: Incar Israel dan Kami Akan Mengincarmu

Perang Saudara Tetangga RI Makin Panas, Para Jenderal 'Menghilang'