Dokumen Negosiasi dengan Israel Bocor, Begini Kata Hamas
Jakarta, Seputar dunia - Milisi penguasa Gaza, Palestina, Hamas, buka suara soal laporan bocornya dokumen negosiasi antara pihaknya dengan Israel. Hal ini disampaikan oleh pejabat senior Hamas, Suhail Al Hindi, Kamis (2/5/2024).
Dalam pernyataannya, Suhail menyebut tanggapan kelompok tersebut terhadap usulan kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi oleh Mesir dan Qatar adalah negatif. Namun ia menjelaskan bahwa diskusi masih berlangsung.
Menurutnya, ada kepentingan besar dari Hamas dan semua faksi perlawanan Palestina untuk mengakhiri perang gila terhadap rakyat Palestina, yang menurutnya telah menghabiskan segala sumber daya yang ada.
"Tetapi hal ini tidak akan menimbulkan dampak apapun. Kami dalam keadaan apapun tidak dapat mengibarkan bendera putih atau menyerah pada kondisi musuh Israel," ujarnya kepada AFP.
Sebelumnya, media Lebanon, Al Mayadeen, mengungkapkan dokumen gencatan senjata itu terkait pertukaran sandera Israel yang kini ditawan Hamas. Sebagai gantinya Israel akan membebaskan tahanan Palestina di penjara Tel Aviv.
Namun prinsipnya adalah membebaskan semua tawanan baik warga sipil maupun militer Israel yang ditangkap, hidup atau mati. Termasuk mereka yang ditahan sebelum 7 Oktober.
"Tujuan kesepakatan adalah untuk mencapai ketenangan di area tersebut dan bekerja untuk mencapai gencatan senjata," tulis penjelasan dokumen itu dilihat Al Mayadeen.
Di tahap pertama akan ada 33 tawanan Israel akan dibebaskan. Mereka merupakan seluruh tawanan Israel yang masih hidup dan mencakup militer wanita Israel, warga sipil, anak-anak, orang lanjut usia, orang yang terluka, dan pasien.
Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan 20 anak-anak dan perempuan Palestina untuk setiap tawanan Israel perempuan atau laki-laki yang dibebaskan.
Hamas juga akan membebaskan setiap wanita wajib militer Israel yang masih hidup, yang bertugas pada tanggal 7 Oktober 2023. Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan 40 tahanan Palestina.
Di tahap pertama ini, pertukaran tawanan, tentara Israel akan mundur ke arah timur, menjauhi wilayah padat populasi. Tentara akan dilokasikan di area dekat pagar pembatas antara Jalur Gaza dan wilayah Palestina yang diduduki Israel sejak tahun 1948.
Jet tempur Israel akan dilarang terbang di atas Jalur Gaza selama delapan jam setiap hari. Bagaimanapun, di hari tahanan dibebaskan, jet tempur Israel tidak akan terbang melintasi Jalur Gaza selama 10 jam.
Di tahap ini, warga Palestina yang terusir dari Gaza Utara juga akan kembali ke rumah mereka. Bantuan kemanusiaan lebih banyak juga diharapkan masuk seperti obat-obatan dan bahan bakar.
Membangun kembali Gaza juga akan dimulai. Sebuah badan koordinasi juga akan mulai mengirimkan alat berat yang diperlukan ke Pertahanan Sipil Palestina.
Lanjut ke tahap kedua, tahap ini memungkinkan perjanjian gencatan senjata diperpanjang selama 42 hari ke depan. Kedua belah pihak diharapkan menyepakati tindakan yang diperlukan untuk mencapai dan menerapkan perdamaian yang berkelanjutan.
Pada tahap kedua, pembangunan kembali Gaza akan lebih detail. Mulai dari pengaturan yang diperlukan akan dibuat untuk rekonstruksi unit perumahan, fasilitas sipil, dan infrastruktur sipil secara menyeluruh.
Di tahap ketiga, kesepakatan ini juga akan diperpanjang untuk jangka waktu 42 hari lagi. Di mana jenazah-jenazah dari kedua pihak yang terbunuh akan dipertukarkan.
Ada pula klausul rencana rekonstruksi Jalur Gaza selama lima tahun. Pembangunan unit perumahan serta sarana dan prasarana sipil diutamakan.
"Pihak Palestina akan menahan diri untuk tidak membangun kembali instalasi dan infrastruktur militer selama periode tersebut," tulis dokumen itu.
"Selain itu, pihak Palestina tidak akan mengimpor peralatan, bahan mentah, atau komponen lain apa pun yang akan digunakan untuk keperluan militer," tambahnya.
"Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat (AS) merupakan penjamin perjanjian tersebut."
Komentar
Posting Komentar