G7 Tak Bahas Usulan Damai Putin untuk Ukraina, Kanselir Jerman: Itu Tidak Serius
BERLIN, Seputar dunia - Para pemimpin negara-negara G7 tidak membahas usulan perdamaian dari Presiden Rusia Vladimir Putin terkait konflik di Ukraina.
Kanselir Jerman Olaf Scholz menegaskan hal ini sebelum berangkat ke Swiss untuk menghadiri konferensi mengenai Ukraina yang akan dibuka pada Sabtu (15/6/2024).
Scholz menjelaskan, usulan Putin yang mencakup soal Ukraina meninggalkan empat provinsi yang diklaim Rusia, menghentikan pertempuran, dan membatalkan ambisi untuk bergabung dengan NATO, tidak dianggap serius oleh para pemimpin G7.
Menurutnya, usulan tersebut hanya bertujuan untuk mengalihkan perhatian dari konferensi perdamaian di Swiss.
"Semua orang tahu bahwa usulan ini tidak serius dan hanya terkait dengan konferensi perdamaian di Swiss," ujar Scholz dalam wawancara dengan ZDF TV dikutip dari The Guardian.
Konferensi yang akan berlangsung di Swiss ini dihadiri oleh para pemimpin dunia, termasuk Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris yang mewakili Presiden Joe Biden.
Seorang pejabat AS mengatakan, Harris akan menekankan bahwa hasil dari perang ini berpengaruh pada seluruh dunia, serta menegaskan pentingnya penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina.
Harris juga dijadwalkan bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy selama konferensi berlangsung.
Sementara itu, Presiden Biden telah kembali ke AS setelah menghadiri pertemuan G7 di Italia untuk menghadiri acara penggalangan dana kampanye pemilihan ulang di Los Angeles.
Pertemuan G7 kali ini juga menghasilkan kesepakatan baru mengenai pinjaman sebesar €50 miliar untuk Ukraina.
Pinjaman ini dijamin melalui keuntungan dari bunga aset bank sentral Rusia yang dibekukan oleh Uni Eropa dan negara-negara Barat lainnya setelah invasi Rusia ke Ukraina pada 2022.
Presiden Rusia Vladimir Putin berjanji segera memerintahkan gencatan senjata di Ukraina dan memulai negosiasi jika Kyiv menarik pasukannya dari empat wilayah yang dianeksasi oleh Moskow pada 2022, dan membatalkan rencana untuk bergabung dengan NATO.
Putin menyampaikan usulan tersebut dalam pidato di Kementerian Luar Negeri Rusia, menekankan perlunya resolusi final konflik daripada hanya membekukannya.
"Kami siap memulai negosiasi tanpa penundaan," ujar Putin pada sekelompok pejabat Kementerian Luar Negeri dan beberapa anggota parlemen senior Rusia, Jumat (14/6/2024), dikutip dari Associated Press.
Dalam pidatonya, Putin juga mencantumkan sejumlah tuntutan lain untuk perdamaian, termasuk pengakuan Ukraina terhadap Crimea sebagai bagian dari Rusia, menjaga status non-nuklir Ukraina, pembatasan kekuatan militer Ukraina, serta perlindungan kepentingan populasi berbahasa Rusia.
Semua ini, menurut Putin, harus menjadi bagian dari "perjanjian internasional fundamental" yang juga mencakup penghapusan semua sanksi Barat terhadap Rusia.
"Kami mendesak untuk membalikkan halaman tragis sejarah ini dan mulai memulihkan, langkah demi langkah, persatuan antara Rusia dan Ukraina serta Eropa secara umum," ujarnya.
Komentar
Posting Komentar