Korsel Kembali Beri Tembakan Peringatan usai Tentara Korut Lewati Perbatasan, Diduga Tidak Sengaja
SEOUL, Seputar dunia - Tentara Korea Selatan memberi tembakan peringatan untuk menghalau tentara Korea Utara yang sebentar melintasi perbatasan darat yang dijaga ketat, Selasa (18/6/2024).
Ini merupakan insiden kedua kalinya bulan ini, menurut militer Korea Selatan. Dan, kedua insiden tersebut diyakini tidak sengaja dilakukan.
Sekitar 20 sampai 30 tentara Korea Utara yang sedang melakukan pekerjaan konstruksi melintasi garis demarkasi militer perbatasan antara kedua negara di Zona Demiliterisasi (DMZ), menurut Kepala Staf Gabungan Korea Selatan.
Para tentara tersebut mundur setelah pihak Korea Selatan mengirimkan peringatan melalui siaran dan menembakkan tembakan peringatan. Militer Korea Selatan tidak menemukan aktivitas mencurigakan setelah itu, kata Kepala Staf Gabungan.
Area perbatasan tersebut penuh dengan pepohonan dan tanaman yang tumbuh lebat, sehingga tentara Korea Utara mungkin tidak mengetahui secara pasti di mana perbatasan berada, menurut militer Korea Selatan, yang meyakini tentara Korut tidak sengaja melintasi perbatasan ke wilayah Selatan.
Korea Utara dilaporkan tidak membalas tembakan peringatan Korea Selatan.
Pelanggaran ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua negara, yang dalam beberapa pekan terakhir terlibat dalam perang psikologis ala Perang Dingin dan menyatakan mereka tidak lagi terikat oleh perjanjian militer bersejarah tahun 2018 untuk mengurangi ketegangan.
Tentara dari Korea Selatan juga memberi tembakan peringatan pada 11 Juni setelah sekelompok tentara Korea Utara lainnya sebentar melintasi perbatasan. Kepala Staf Gabungan mengatakan pelanggaran hari Selasa terjadi di area berbeda di sepanjang wilayah garis depan tengah.
Area perbatasan yang dijaga ketat, disebut sebagai Zona Demiliterisasi (DMZ), kadang-kadang menjadi lokasi pertumpahan darah dan konfrontasi kekerasan antara kedua negara. Garis demarkasi militer menandai perbatasan antara kedua Korea di dalam DMZ, yang panjangnya 248 kilometer dan lebarnya 4 kilometer.
Zona tersebut dipenuhi dengan sekitar 2 juta ranjau dan juga dijaga oleh pagar kawat berduri, jebakan tank, dan pasukan tempur di kedua sisi. Ini adalah warisan dari Perang Korea 1950-1953, yang berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.
Militer Korea Selatan mengamati peningkatan aktivitas Korea Utara di sepanjang perbatasan untuk memasang apa yang tampaknya menjadi penghalang anti-tank, memperkuat jalan, dan menanam ranjau darat.
Pekerjaan ini terus berlanjut meskipun terjadi beberapa ledakan yang disebabkan oleh ranjau yang menewaskan atau melukai sejumlah tentara Korea Utara yang tidak disebutkan, kata Kepala Staf Gabungan Korea Selatan.
Konstruksi tersebut dimulai sekitar bulan April dan mungkin bertujuan untuk membuat lebih sulit bagi warga sipil atau tentara Korea Utara untuk membelot ke Selatan seiring upaya kepemimpinan Pyongyang memperkuat kontrol atas rakyatnya, menurut Kepala Staf Gabungan.
“Militer kami terus memantau aktivitas militer Korea Utara di daerah garis depan sambil berjaga-jaga terhadap situasi yang tidak disengaja,” kata Kepala Staf Gabungan dalam sebuah pernyataan.
Komentar
Posting Komentar