Dihukum karena Dukung Negara Palestina, Senator Partai Berkuasa Australia Mengundurkan Diri



CANBERRA, Seputar dunia - Senator dari partai berkuasa Australia, Partai Buruh Australia,  mengundurkan diri setelah dirinya sempat dihukum karena mendukung negara Palestina.


Senator Fatima Payman memutuskan mundur setelah memberikan suara untuk mosi yang mendukung negara Palestina.


Hal itu jelas bertentangan dengan kebijakan dari Partai Buruh Australia.


Partai Buruh sendiri akan memberikan hukuman keras bagi mereka yang tak mematuhi posisi kebijakannya.


Payman sendiri sudah mendapatkan hukuman tanpa batas waktu dari partai, setelah bersumpah akan melakukannya lagi.


“Ini adalah masalah yang tak mampu saya kompromikan,” kata senator berusia 29 tahun tersebut, Kamis (4/7/2024), dikutip dari BBC Internasional.


Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese mengatakan Payman telah berterima kasih kepadanya atas kepemimpinannya.


Ia juga membantah tuduhan bahwa Payman telah diintimidasi untuk mengundurkan diri.


Payman sendiri akan bergabung dalam parlemen Australia sebagai senator independen

Senator muda berusia 29 tahun, yang keluarganya meninggalkan Afghanistan setelah negara itu jatuh ke tangan Taliban pada 1996, adalah politisi federal pertama dan satu-satunya yang berhijab di Australia.


“Tidak seperti rekan-rekan saya, saya tahu rasanya menerima ketidakadilan. Keluarga saya tak lari dari negara yang hancur karena perang, datang kemari untuk tetap diam ketika melihar kekejaman melanda orang tak bersalah,” ujarnya usai memberikan surat pengunduran dirinya.


Konflik di Gaza menjadi isu politik yang mudah berubah di Australia dan semua pihak berupaya mengatasinya dengan hari-hari.


Secara resmi pemerintah Australia mendukung solusi dua negara, namun pemerintah tak mendukung usulan pembentukan negara setelah mencoba, dan gagal, memasukkan syarat bahwa setiap pengakuan harus dilakukan sebagai bagian dari perdamaian.


Payman sendiri mengatakan bahwa sejak melintasi Senat untuk memilih dengan Partai Hijau, Selasa (2/7/2024), ia mendapatkan banyak dukungan besar dari beberapa rekannya, juga tekanan untuk mengikuti garis partai dari yang lain.


Ia juga melaporkan menerima ancaman pembunuhan dan e-mail yang cukup konfrontatif dari masyarakat.


Kebrutalan Israel terhadap warga Palestina di Gaza sejak 7 Oktober lalu, telah membuat lebih dari 37.900 orang tewas.


Serangan Israel tersebut berdalih melakukan pembalasan atas serangan ke selatan negara Zionis itu yang dilaporkan menewaskan 1.200 orang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagaimana militer AS berencana membangun dermaga dan mengirimkan makanan ke Gaza

12 Senator AS Ancam Mahkamah Pidana Internasional: Incar Israel dan Kami Akan Mengincarmu

Perang Saudara Tetangga RI Makin Panas, Para Jenderal 'Menghilang'